Minggu, 08 Juni 2025

Mie Instan, Telur, dan Pemeliharaan Tuhan (Instant Noodles, Eggs, and God’s Faithful Provision)

Salam dalam nama Bapa, dan Putra, dan Roh Kudus

Semoga tulisan ini dapat memberikan sedikit pencerahan dari gelapnya beban finansial 

Teman-teman, apakah ada diantara teman-teman yang sedang bergulat dengan boros dan kemiskinan?

Kalau ada, tulisan ini cocok untuk teman-teman. 

Tapi, saya disini tidak akan bersaksi tentang terobosan finansial. Karena hemat saya, percuma Tuhan memberi kita terobosan finansial kalau kita masih boros dan tidak bisa mengelola berkat yang ada saat ini. 

Saya sedang stress masalah finansial. Saya punya tabungan dari Rp 12 juta, sekarang tinggal Rp 50 ribu. Saya sudah belajar mati-matian, namun, saya masih saja kalah dengan keborosan ini. Saya sudah berdoa agar Tuhan mengajarkan saya cara mengelola keuangan, saya masih tetap kalah. 

Kemudian, saya menyadari akar dari keborosan saya ialah saya takut dibilang pelit. Saya pernah dibilang pelit oleh beberapa orang yang membuat saya memiliki luka tidak dihargai, terprovokasi, diolok-olok, enek, kaget, lepas kendali, kewalahan, tidak berdaya, tidak berharga. Selain itu, saya tinggal di lingkungan yang memiliki prinsip 'tidak baik meributkan hal finansial'. Padahal, ayah dan ibu saya tipikal orang yang berhemat. Ketika saya dinasihati ayah saya untuk berhemat, saya memandang nasihat tersebut sebagai penolakan. Karena, bahasa kasih saya receiving gifts. 

Namun, Tuhan Maha Baik. Dia amat baik. Saya masih dipelihara. Saya masih bisa beli Mie Instan 1 bungkus isi 15 pack dan Telor 6 Butir. Selain itu, saya masih ada beras dan bawang goreng, sehingga saya masih bisa makan. 

Nah, teman-teman yang memiliki mimpi terobosan finansial, sudahkah teman-teman mengenali luka finansialmu?

Damai Kristus menyertai. 


---


In the name of the Father, and of the Son, and of the Holy Spirit.


May this writing offer a glimmer of light amidst the darkness of financial burdens.


Dear friends, is there anyone among you who is currently struggling with overspending and poverty?


If so, this message is for you.


But I won't be sharing a testimony of a financial breakthrough. In my view, there's no point in God giving us a breakthrough if we are still wasteful and unable to manage the blessings we already have.


Right now, I’m stressed about my finances. I had Rp 12 million in savings, and now I only have Rp 50,000 left. I’ve been trying so hard to learn, and yet, I still lose to this habit of overspending. I’ve prayed and asked God to teach me how to manage my finances, but I still fail.


Then I realized—the root of my overspending is the fear of being called stingy. I’ve been called stingy by several people before, and it left wounds in me: feeling unappreciated, provoked, mocked, disgusted, shocked, out of control, overwhelmed, powerless, and worthless. On top of that, I live in an environment where “talking about money is frowned upon.”


Yet my father and mother are actually the kind of people who live frugally. When my father advised me to be more frugal, I saw it as rejection. Why? Because my love language is receiving gifts.


But God is so good. He is exceedingly good. I’m still being provided for. I was able to buy a pack of 15 instant noodles and 6 eggs. I still have rice and fried shallots, so I can still eat.


Now, for those of you who dream of a financial breakthrough—have you identified your financial wounds?


Peace of Christ be with you.



---


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Gengsi

--- Tak dapat tangan menggenggam Sebab gengsi Tak dapat merengkuh Sebab gengsi Tak dapat kasih diucap Sebab gengsi Tak dapat mengecup Sebab ...