Minggu, 24 Agustus 2025

Ketika Rasanya Hidup Tak Lagi Nyaman (When Life Feels No Longer Comfortable)

Salam dalam nama Bapa, dan Putra, dan Roh Kudus.

Pernahkah kamu merasa hidup ini begitu berat, meskipun tidak sedang ditekan dari segala sisi? Pernahkah kamu merasa hampa, bahkan ketika tidak ada beban besar yang nyata?

Beberapa waktu lalu, aku terhenyuh mendengar lirik lagu Idgitaf berjudul Berakhir di Aku:

"Ku sudah tidak nyaman lagi
Bermimpi pun tahu diri
Apa sebaiknya pergi?"

Lirik itu menamparku. Aku pun merasa… ya, aku juga tidak nyaman lagi hidup di dunia ini. Ada kalanya aku membayangkan untuk pergi dari dunia ini.

Mungkin ada di antara teman-teman yang pernah merasakan hal serupa. Jika iya, maka tulisan ini aku persembahkan untukmu.


Rindu untuk Sembuh

Meski pikiran itu datang, aku tetap berusaha melawan. Dalam hatiku, ada kerinduan untuk sembuh—baik secara psikis maupun mental. Aku percaya, yang aku butuhkan bukanlah “menghilang”, melainkan kasih sayang.

Namun, sering kali aku merasa tidak disayang. Bahkan, aku pernah bertanya-tanya dalam doa: Apakah Tuhan benar-benar sayang padaku?

Sampai akhirnya aku memberanikan diri untuk curhat pada mamaku. Dengan tenang, beliau berkata:

“Mungkin kasih sayang itu nantinya datang dari seseorang, pasangan hidupmu. Karena kalau orangtua sudah meninggal, dan adikmu bekerja jauh, siapa lagi? Tapi kalau kata Philip Mantofa, hanya Yesus yang mengasihimu kekal. Kasih manusia itu sementara.”

Jawaban mama membuatku merenung panjang. Aku pun bertanya lagi,

“Tapi kenapa aku terkadang sulit merasa dan memahami bahwa hanya Tuhan Yesus yang benar-benar mengasihi aku?”

Mama menjawab pelan,

“Karena dari dirimu sendiri belum membuka hati untuk Yesus masuk.”

Mendengar itu, aku hanya bisa menangis. Ada pergumulan batin yang sulit kujelaskan dengan kata-kata.


Pergumulan Seorang Petobat Baru

Aku jujur saja, aku adalah seorang petobat baru. Baru dua tahun terakhir aku belajar mengikut Kristus. Masih sering bingung, bagaimana caranya membuka hati agar Kristus sungguh masuk dan menguasai batin ini—meski aku gemar melayani-Nya.

Hari ini, aku tidak punya jawaban untuk semua itu. Tidak ada hal bijak yang bisa kusampaikan.

Aku hanya ingin menangis.
Maukah engkau menangis bersamaku?


Damai Kristus menyertaimu.


Jika kamu pernah mengalami hal yang sama, atau sedang berada dalam pergumulan iman yang serupa, aku ingin mendengar ceritamu. Boleh bagikan di kolom komentar, atau cukup bisikkan doa dalam hati. Mari kita saling mendoakan, agar tetap kuat melawan pikiran yang ingin membuat kita menyerah.




In the name of the Father, and of the Son, and of the Holy Spirit.

Have you ever felt that life is so heavy, even when you are not being pressed from every side? Have you ever felt empty, even when there is no obvious burden?

Recently, I was struck by the lyrics of Idgitaf’s song Berakhir di Aku (Ends with Me):

“I no longer feel comfortable
Even in dreams, I know my place
Should I just leave?”

Those words pierced my heart. I realized… yes, I, too, no longer feel comfortable living in this world. Sometimes, I even imagine leaving it behind.

Maybe some of you have felt the same way. If so, then this writing is for you.


Longing to Heal

Even when those thoughts come, I still choose to fight them. Deep down, I long to be healed—mentally and emotionally. I believe what I truly need is not to disappear, but to experience love.

Yet, so often, I feel unloved. Sometimes, I even ask in my prayers: Does God really love me?

One day, I shared my heart with my mother. Gently, she said:

“Perhaps that love will someday come through someone, your future spouse. Because when your parents are gone, and your sibling works far away, who else will be there? But as Philip Mantofa once said, only Jesus’ love is eternal. Human love is only temporary.”

Her words made me pause. I then asked,

“But why is it so hard for me to feel and understand that it is only Jesus who truly loves me?”

My mother softly replied,

“Because you have not yet opened your heart for Jesus to enter.”

Hearing that, I could only weep. Inside, I was wrestling with something I could hardly put into words.


The Struggles of a New Believer

To be honest, I am still a new believer. For only the past two years I’ve been learning to follow Christ. And yet, I still often wonder—how do I really open my heart so that Christ may enter and reign within me, even though I love serving Him?

Today, I don’t have the answers. I don’t have wise words to share.

All I want is to cry.
Will you cry with me?


May the peace of Christ be with you.


If you have ever felt the same, or if you are going through a similar struggle of faith, I would love to hear your story. You may share it in the comments, or simply whisper a prayer in your heart. Let us lift one another up in prayer, so that we may remain strong against the thoughts that tempt us to give up.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kesaksian: Menemukan Tuhan dalam Lagu Lonely (Testimony: Finding God in the Song Lonely)

Salam dalam nama Bapa, Putra, dan Roh Kudus. What if you had it all But nobody to call? Maybe then you'd know me 'Cause I'v...