Selasa, 19 Agustus 2025

Luka, Dosa, dan Pengampunan (Wounds, Sin, and Forgiveness)

Salam dalam nama Bapa, dan Putra, dan Roh Kudus.

Karena kebodohan saya, saya kehilangan kegadisan saya. Ya, saya kehilangan keperawanan saya. Lalu, saya bercerita kepada sahabat saya untuk mendapat dukungan.

Saya bilang menurut saya, "saya ini diperkosa oleh dia". (dugaan saya pun tidak ada buktinya).

Lalu, sahabat saya menanyakan kebenarannya ke dia. Dan hampir setiap kali bertemu bilang, "seks itu dosa, Yes."

Kata-kata itu mencambuk saya dengan perih.

Saya juga tahu itu dosa. Tapi, saya juga tidak mengerti mengapa dosa itu tetap dilakukan.

Suatu ketika di Jakarta. Bertahun-tahun kemudian.

Sahabat saya ini datang pada saya.

Katanya, "aku diperkosa."

Saya mengepalkan tangan saya. Karena, saya teringat akan luka masa lalu yang pernah dia buat. Tapi, saya tidak ingin membalas luka itu.

Saya juga tidak menanyakan detail kejadiannya. Saya hanya mendengarkan.

Adakah teman-teman yang pernah punya pengalaman serupa?

Jika teman-teman punya pengalaman serupa, tulisan ini untuk teman-teman.

Berdasarkan perjalanan hidupku, aku memahami bahwa alasan kita melakukan hubungan seksual pra-perkawinan karena self-esteem yang rendah.

Yesaya 43:4a
"Oleh karena engkau berharga di mata-Ku dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau,..."

Ucapkan berulang-ulang ayat ini sebelum teman-teman tidur, agar ayat ini bisa mengafirmasi alam bawah sadar teman-teman.

Apakah teman-teman bisa mengampuni teman yang menghakimi teman-teman?

Jika belum dan justru tergoda untuk membalas dendam pun juga aku tidak akan mencela dan menghakimi teman-teman.

Hal yang teman-teman lalui itu sakit dan tidak mudah, sehingga angin godaan pun sangat besar menerpa teman-teman.

Aku berharap suatu saat teman-teman bisa menang melawan godaan teman-teman. 

Kristus memberkati. 


In the name of the Father, and of the Son, and of the Holy Spirit.

Because of my foolishness, I lost my virginity. Yes, I lost my chastity. Then, I shared my story with my friend to seek support.

I said, “I think I was raped by him.” (though I had no proof of my assumption).

Then, my friend asked him about it, and almost every time we met, she would say, “Sex is a sin, Yes.”

Those words struck me painfully.

I also knew it was a sin. But I still couldn’t understand why that sin kept being committed.

One day in Jakarta, years later—

This same friend came to me.

She said, “I was raped.”

I clenched my fist, because I remembered the wound she once caused me. But I did not want to return that wound.

I did not ask her for details. I simply listened.

Have any of you ever had a similar experience?

If you have, then this writing is for you.


Based on my own journey, I came to understand that one reason we fall into premarital sex is because of low self-esteem.

Isaiah 43:4a
"Since you are precious and honored in My sight, and because I love you,..."

Repeat this verse over and over before you sleep, so that it may affirm your subconscious.

Can you forgive a friend who once judged you?

If you can’t, and instead feel tempted to take revenge, I will not condemn or judge you.

What you have gone through is painful and not easy, and so the winds of temptation can be very strong against you.

I hope that one day you will be able to overcome your temptations.


May Christ bless you


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Damai Sejahtera atas Luka Lama (Peace Over Old Wounds)

Salam dalam nama Bapa, dan Putra, dan Roh Kudus. Tadi, saya mengalami pop-up ingatan tentang masa lalu yang buruk. Saya teringat bahwa dulu...