---
Pagi kembali menjemput
Diselimuti dingin menusuk kalbu
Kembali aku bertelut
Tersungkur di ujung pilu
"Kasihanilah, aku yang lemah
Sang Khalik Semesta Alam
Mampirlah, dengar doaku
Tuhan segala roh!"
Pilu itu mengalun menari-nari
Menelusur ke tepi durja
Di balik Keheningan Pagi
Di balik selimut dingin
Hening itu berbisik
"Sengsaramu—Akulah yang menghitung-hitung,
Air matamu Kutaruh ke dalam kirbat-Ku
Bukankah semuanya telah Kudaftarkan?"
— Nona Nagisa,
Bandung, 02 November 2019
Tidak ada komentar:
Posting Komentar