(Bahasa Indonesia):
Seseorang bertanya, “Di mana letak pengampunan Tuhan kepada Adam? Bukankah kesalahan bapa dibalas sampai keturunan ketiga dan keempat? Bukankah konsep dosa asal (original sin) itu seperti menunjukkan bahwa Allah menyimpan dendam terhadap manusia? Di mana kasih dan pengampunan-Nya?”
Pertanyaan ini menusuk. Tapi aku menjawab seperti ini:
Allah mengampuni Adam.
Buktinya? Adam tidak langsung mati setelah ia berdosa. Ia masih hidup, meskipun tidak ada catatan bahwa Adam secara eksplisit memohon ampun. Yang dikutuk adalah tanah, bukan manusia itu sendiri (Kejadian 3:17). Adam dan Hawa memang dihukum dan diusir dari Taman Eden, tapi mereka tetap diberi kehidupan.
Menariknya, pengampunan Allah tidak berhenti di sana.
Allah sendiri menjadi manusia melalui Yesus Kristus dan menanggung hukuman yang Dia tetapkan sendiri. Dia yang mengucapkan penghukuman atas dosa, kini menjadi pribadi yang menanggung kutuk itu—bukan karena Ia berubah, tapi karena kasih-Nya tidak berubah.
Lebih dari itu, Tuhan pernah berfirman:
“Anak tidak akan turut menanggung kesalahan ayahnya, dan ayah tidak akan turut menanggung kesalahan anaknya.”
— Yehezkiel 18:20
Ini membuktikan bahwa Allah bukan Allah yang menyimpan dendam turun-temurun, melainkan Allah yang adil. Maka ketika Paulus menjelaskan bahwa dosa datang melalui satu orang (Adam), dan keselamatan datang melalui satu orang (Kristus), itu bukan untuk menunjukkan bahwa Allah menyimpan luka masa lalu, tapi untuk menunjukkan rancangan pemulihan yang utuh:
“Sama seperti oleh ketidaktaatan satu orang semua orang telah menjadi orang berdosa, demikian pula oleh ketaatan satu orang semua orang menjadi orang benar.”
— Roma 5:19
Allah memang tidak pernah berkata langsung tentang “dosa asal” (original sin).
Itu adalah refleksi teologis yang disampaikan Paulus—bukan untuk mengutuk manusia, tapi untuk menunjukkan bahwa tidak ada dosa yang terlalu dalam hingga tidak bisa dijangkau oleh kasih Kristus.
🕊️ English Version:
Someone once asked, “Where is God’s forgiveness for Adam? Isn’t the sin of the father visited upon the third and fourth generation? Doesn’t the idea of original sin make it seem like God holds a grudge against humanity? Where is His forgiveness and love?”
That question struck me. But here’s what I said:
God did forgive Adam.
The proof? Adam didn’t die immediately after sinning. He continued to live, even though there’s no record of him explicitly asking for forgiveness. What was cursed was the ground, not Adam himself (Genesis 3:17). Yes, Adam and Eve were punished and expelled from Eden, but they were still allowed to live.
More interestingly, God's forgiveness didn’t stop there.
God Himself became human in Jesus Christ, and bore the punishment He had declared.
The very Judge became the Sacrifice—not because He changed, but because His love remained constant.
Moreover, God once said:
"The son shall not bear the guilt of the father, nor the father bear the guilt of the son."
— Ezekiel 18:20
This shows that God is not a God who holds generational grudges, but a God of justice. So when Paul explains that sin came through one man (Adam) and salvation through another (Christ), it’s not to show resentment—but to declare a greater redemptive plan:
"Just as through the disobedience of the one man the many were made sinners, so also through the obedience of the one man the many will be made righteous."
— Romans 5:19
God never directly said anything about “original sin.”
It’s a theological reflection voiced by Paul—not to condemn, but to reveal that no sin is too deep for the reach of Christ’s love.
*This content was prepared by ChatGPT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar